Minggu, 23 Maret 2008

=== OPA ===

Opa...
Ikhwan muda yang kadang mengajakku bercanda
Ikhwan muda yang mengajarkan ketulusan
Ikhwan muda yang mengingatkan tika khilaf
Ikhwan jagoan komputer yang hingga kinipun masih terus belajar

Opa ini...
Tak henti belajar tentang kehidupan
Tak henti memoles hati dengan ilmu yang tak terbatas
Pandanganmu luas, seluas dunia
Pemahamanmu dalam, sedalam lautan
Kau tak henti untuk belajar, tak pula bosan mengajar
Tak apa ya opa, bila aku jadi satu muridmu?
Karena pengetahuanmu jauh lebih luas dariku

Hey opa yang suka mengantuk
Yang sering mengirimiku pesan hikmah penyejuk kalbu
Terima kasihku padamu
Atas ketakbosananmu mengingatkanku atas khilafku
dan tak bosa mengajariku tentang kecintaan pada Ilahi
Maaf...
Aku tak mampu membalasmu
Tak mampu membayar budimu
hanya seuntai doa yang dapat kuhulur
untukmu dan ukhty penyejuk kalbu

Semoga cinta hakiki Ilahi menyertaimu dan ukhty
Semoga kesabaran dan keikhlasan tak lekang dari hatimu dan hatinya
Semoga ia menjadi penyejuk pandanganmu
dan kau adalah penyejuk kalbunya
Semoga dia menjadi ratu dalam duniamu, bidadari di akhiratmu
pun kau adalah raja dalam dunia akhiratnya
Semoga tak lepas kasih sayang pemilik hidup dan mati menyertaimu dan dia
Akhy dan ukhty yang saling mendoakan
Opa dan oma yang cantik paras, cantik hatinya

Dari hati paling dalam
Semoga kalian selalu bahagia

====================================================================
Puisi ini ku rajut dari ribuan kata untuk seorang ikhwan yang kupanggil opa
Opa jangan suka ngantuk lagi yaaaa.... hehehe


Jumat, 21 Maret 2008

BAB IV

Wuiiiih, udah kelar sampai bab III loh, sekarang sedang berusaha mengerjakan bab IV, tapi sedihnya... FDku tertinggal di rumah, jadinya tak bisa kulanjutkan, hiks... hiks...

Aku ini makin hari makin sering lupa saja, hehehe. Tak apalah, yang penting tak lupa hal penting lainnya.
BAB IV itu sedang menungguku untuk diproses, aku tak punya bayangan apapun harus melanjutkan bagiamana, kemarin sudah kutulis beberapa paragraph di BAB IV, tapi rasanya kurang sreg dan harus kuganti. Tapi sampai sekarang kata-kata penggantinya sedang tak ada. Bagaimana ya???

Allah.. pinjam tanganNya dong, dan sedikit cahaya untuk menerangi otakku yang sedang berkabut ini, hehehe. Aku perlu untuk menulis, tak lama kok. Hanya sebentaaaaar saja.... pinjam ya.

KATANYA

Puisi itu ada emosinya. Selalu ada yang berjalan dalam puisi kita dan sampai ke pembaca. Apa jiwa dan emosi dari puisiku ya? Aku ingin tahu, karena aku ingin tahu maka kutanyakan pada seorang kawan yang sering membaca puisiku. Tapi aku terkejut mendengar jawabannya...
Katanya, ketika membaca puisiku ada kesedihan yang dia rasakan. Yang dia tangkap hanya kering dan sepi. Padahal aku sudah berusaha untukmembuat puisi yang berjiwa lain, tapi kenapa sampai sekarang aku masih menulis dengan alur yang sama ya?

Sepi, kering, gersang, kelam, penuh dengan kesedihan.

Aiiiih... kenapa aku menulis dengan bahasa seperti itu ya?
Dari dulu sampai sekarang, selalu dengan nada yang sama, dengan kepedihan, dengan kesedihan. Apa isi hatiku cuma sedih ya?

Ahhh... sudahlah... kalau memang tulisanku seperti itu, aku harus berjalan sedikit ke depan dan menulis yang lain. Tak boleh tentang kesedihan lagi.
Tapi, apa salahnya dengan kesedihan sih? Tak ada salahnya kan kalau aku jadi spesialis sepi, spealis sedih...
hahaha...

Minggu, 16 Maret 2008

JEMPUT AKU

Akhy...
Disini aku merajut mimpi indah tentangmu
Aku tak tahu akankah mimpi itu menjadi nyata nantinya
ataukah hanya sebuah khayalan semu
Aku tak tahu akankah bermakna yang kurajut kini
ataukah hanya sebuah penyesalan

Akhy...
Aku tak tahu apakah kau yang kutemui kemarin adalah akhy sejatiku
Aku tak tahu apakah kau yang kumimpikan kemarin akan menjai rajaku
Aku tak tahu apakah kau yang bermain dalam hatiku adalah pilihanNya untukku

Tapi Akhy...
Aku menunggumu untuk menjemputku
Aku lelah merajut mimpi sendiri, aku ingin ditemani
Aku tak ingin terus berlarut dalam tidur lelap hanya untuk menemuimu

Akhy...
Aku berdiri disini,
Menunggu kau menjemputku

Jumat, 14 Maret 2008

ABIKU SAKIT...

Allah...
Dipembaringan cinta dia mengaduh lemah
Abiku sedang sakit
Semalam dia membuatku gelisah, bercampur sedikit kesal
Subuh tadi kubangunkan dia dan aku tak bicara banyak
Pagi ini dia menelponku, suaranya pelan, hampir tak terdengar
Abiku sakit, duuuh... padahal aku sedang tak disampingnya
Abi sembuh ya...

Allahku yang maha pemurah
Pemilik dari nafas dan jantung ini
Bolehkah aku meminta?
Sebuah kesembuhan untuk abiku terkasih
Sebuah kesabaran untuk calon imam terkasih

Allahku
Boleh kutitip satu hal milikku?
Aku ingin titip abiku dalam penjagaanMU
Karena aku hanya percaya padaMU
Tolong ya...
Aku tak dapat merawatnya sekarang
Tolong rawat dia untukku ya

Please Allah...

Rabu, 27 Februari 2008

MANA METAFORANYA???

Sebuah tulisanku di www.kemudian.com bertajuk mama baru saja dirilis dan salah satu kawan yang selalu setia memberi pendapat tentang tulisanku, menanyakan satu hal, "Mana metaforanya?, mana umi yang selembut sutranya?"
Duuuuh... biar kubuat klarifikasi...
Aku merasa kehilangan metaforaku, aku merasa kehilangan sukmaku, aku merasa nggak punya rangkaian kata-kata lagi.

Tolong dooong!!!

Fira... tunggu metaforaku kembali lagi ya, hiiiikkkss...

SURAT UNTUK ALLAH

Ini juga sudah pernah kau baca kan???

Surat Untuk Allah

Assalamu alaikum Allah,
Aku pernah meminta sebuah istana pada-Mu. Tapi belum Kau beri padaku, aku mengerti... mungkin belum waktuku. Kali ini aku meminta sekali lagi padaMu. Kalau tak bisa sebuah Istana, aku meminta sebuah rumah saja.
Kukirimkan sebuah sketsa rumah yang kini aku inginkan... Aku tak perlu rumah besar, yang kuinginkan hanya rumah yang dapat kutempati tinggal bersama seorang ikhwanMu, Ikhwan yang kini ada dihatiku (Semoga akupun ada dihatinya).
Allah, Aku ingin Kau buatkan aku rumah beratap kepercayaan, bertiang ketabahan, beralas keikhlasan, berdinding kehangatan.
Bisakah Kau meminta para MalaikatMu untuk mengecatnya dengan warna putih, seputih cinta kasihmu padaku dan dia. Bisakah Kau minta bidadaraMu membuatkanku sebuah pekarangan yang seluas karuniaMu, dan bidadariMu menghiasi pekarangan itu dengan bunga-bunga kasih sayangMu. Lalu bisakah kau berikan aku sebuah kendaraan kecil untuk membawa kami ke SurgaMu.
Seandainya tak dapat Kau berikan aku rumah itu... tolonglah buatkan sebuah gubuk kecil untuk tempat tinggal kami. Tolong hiasi dengan kasih sayang dan cinta dariMu yang tak bertepi.
Bisakah?
Tolong beri jawaban padaku Allah... dan terima kasih atas segala cinta kasih dan sayangMu.